UPK Diminta Bangkitkan Semangat Gotongroyong

Rabu, 16 Oktober 20130 komentar

PANCAJAYA – Guna meningkatkan kualitas dan kapasitas pelaku program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM),  fasilitator Kabupaten (Faskab) bersama Pemkab Mesuji memberikan pelatihan kepada seluruh pengurus unit pengelola kegiatan (UPK) PNPM Mandiri Perdesaan-Integrasi se-Mesuji.


Faskab PNPM Mandiri Perdesaan-Integrasi Yohanes TB. Menuturkan bahwa konsentrasi PNPM sejatinya adalah membangun pola piker (mindset) dan kapasitas pemahaman masyarakat tentang pola pembangunan bersifat partisipatif. “Artinya, pola  pembangunan yang dilaksanakan hendaknya bertitik berat pada makna pemberdayaan itu sendiri. Sehingga, semangat gotongroyong di kalangan masyarakat dapat kembali terbangun,” jelasnya.

Ditambahkannya, semangat gotongroyong selama ini diketahui sebagai ciri khas masyarakat dan bangsa ini. Kendati demikian, ia
mengakui rasa gotongroyong itu mulai tergerus dan nyaris hilang saat ini. “Melalui pelatihan ini, kita berharap semua pelaku PNPM dapat terus bergerak secara sinergi dalam mengawal dan mengkampanyekan kepada masyarakat.

Intinya, pola pembangunan yang kita harapkan adalah betul-betul dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” tegasnya. Hal ini, terus Yohanes, dapat dilihat dari bagaimana proes dan alur terdanainya sebuah usulan dari masyarakat yang selalu menitikberatkan pada sistem musyawarah kampung. “Dalam program ini, usulan yang diprioritaskan sudah diputuskan dalam musyawarah dusun. Kemudian dievaluasi dalam musyawarah kampung sebagai usulan prioritas. Disisi lain, satu usulan
khusus perempuan. Selanjutnya, semua usulan itu dirangking secara musyawarah dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) kecamatan. Dari situlah, apakah kegiatan tersebut akan terdanai atau tidak,” urainya.

Dia juga mengemukakan bahwa dengan pola negosiasi anggaran atau lebih dikenal dengan istilah “wani piro” sering terjadi pada
saat penentuan alokasi sarana dan prasarana suatu kampong. “Namun, hal itu dengan sendirinya dapat diminimalisir. Ini karena
kampung-kampung yang akan didanai itu sudah diputuskan dalam musrenbang di tingkat kecamatan,” terangnya.

Karena itu, masih kata Yohanes, pelatihan ini menjadi penting karena para pelaku yang sedang dilatih ini adalah kader-kader yang  juga harus memastikan bahwa tahapan- tahapan tersebut benar-benar dapat terlaksana dengan baik. “Ini sesuai petunjuk teknik operasioanal (PTO) PNPM yang menjadi acuan program secara nasional,” tukasnya.

Sementara, Penanggungjawab Operasional Kabupaten Mesuji Budiman Jaya mengatakan, pelatihan tersebut sangat penting dilakukan sebagai upaya mensinergikan komunikasi antar pelaku PNPM di tingkat kecamatan. “Tujuannya supaya proses pengelolaan program dapat terus berjalan secara baik dari waktu ke waktu,” katanya.
Karena itu, lanjut Budiman, pelatihan ini diharapkan semakin meneguhkan niat para pengurus UPK se-Mesuji dalam mengawal
Pembangunan Kabupaten Mesuji. “Pada prinsipnya, pembangunan ini adalah tanggung jawab kita semua,” imbuhnya.

Puryanto, Ketua UPK Rawajitu Utara mengungkapkan bahwa pentingnya pelatihan tersebut. “Dalam pelatihan ini, kami bisa
saling mengisi tentang berbagai pengalaman yang terjadi di tingkat kecamatan. Ada ruang untuk itu. Dan semuanya lansung difasilitasi oleh pihak yang tepat,” tuturnya.

Diketahui, PNPM Mandiri Perdesaan-Integrasi merupakan program prorakyat yang sudah dijalankan di Mesuji. Dari sisi regulasi, kegiatan ini sudah tergarap secara serius oleh eksekutif maupun legislatif. Hal itu dapat dilihat dengan diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) No.9 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Partisipatif Daerah (SP3D). (red)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PNPM-MPd Kab. Mesuji - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger