BANDAR LAMPUNG : Sebanyak 60 hektare tambak mangkrak dan
yang dikelola tradisional akan direvitalisasi melalui program
demonstration farm (demfarm). Bantuan demfarm dikucurkan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Lampung untuk empat kabupaten di Lampung.
Kepala DKP Lampung Zaini Nurman mengatakan hal itu saat menerima tim demfarm tambak dari KKP, yakni Tri Aristiyani dan Rudi Chairudin.
Menurut Tri Aristiyani, udang hingga kini masih menjadi primadona produk perikanan di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan produksi udang.
Menurut Tri, KKP melalui Dirjen Perikanan Budi Daya akan menggenjot produksi udang melalui optimalisasi lahan tambak dengan cara membuat model percontohan berupa demfarm. "Program tambak demfarm memberikan efek yang luar biasa kepada masyarakat sekitar," ujar dia, di DKP Lampung akhir pekan lalu.
Menurut dia, program demfarm memberikan dorongan bagi tambak rakyat kembali bangkit. Misalnya, di Kabupaten Subang dan Indramayu telah dibuka kembali tambak-tambak yang sebelumnya telantar oleh masyarakat secara mandiri. Menurut Zaini, di Lampung ada empat kabupaten yang mendapatkan bantuan demfarm, yakni Lampung Selatan, Tulangbawang, Pesawaran, dan Lampung Timur. "Setiap kabupaten mendapatkan bantuan 15 ha sehingga total bantuan demfarm di Lampung 60 hektare."
Menurut dia, tidak semua tambak yang mendapatkan bantuan adalah tambak mangkrak, tetapi ada tambak yang dikelola secara tradisional sehingga hasilnya sangat minim, yakni hanya 5 kuintal/hektare. "Kami berharap setelah diberikan bantuan demfarm dan pembinaan, produksi udang bisa naik 1 ton—15 ton/hektare," kata dia.
Menurut Tri, dalam program ini pemerintah memberikan bantuan berupa plastik mulsa, kincir, dan genset. Sementara sistem yang digunakan adalah bagi hasil antara petambak dan mitra tambak.
Kepala DKP Lampung Zaini Nurman mengatakan hal itu saat menerima tim demfarm tambak dari KKP, yakni Tri Aristiyani dan Rudi Chairudin.
Menurut Tri Aristiyani, udang hingga kini masih menjadi primadona produk perikanan di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan produksi udang.
Menurut Tri, KKP melalui Dirjen Perikanan Budi Daya akan menggenjot produksi udang melalui optimalisasi lahan tambak dengan cara membuat model percontohan berupa demfarm. "Program tambak demfarm memberikan efek yang luar biasa kepada masyarakat sekitar," ujar dia, di DKP Lampung akhir pekan lalu.
Menurut dia, program demfarm memberikan dorongan bagi tambak rakyat kembali bangkit. Misalnya, di Kabupaten Subang dan Indramayu telah dibuka kembali tambak-tambak yang sebelumnya telantar oleh masyarakat secara mandiri. Menurut Zaini, di Lampung ada empat kabupaten yang mendapatkan bantuan demfarm, yakni Lampung Selatan, Tulangbawang, Pesawaran, dan Lampung Timur. "Setiap kabupaten mendapatkan bantuan 15 ha sehingga total bantuan demfarm di Lampung 60 hektare."
Menurut dia, tidak semua tambak yang mendapatkan bantuan adalah tambak mangkrak, tetapi ada tambak yang dikelola secara tradisional sehingga hasilnya sangat minim, yakni hanya 5 kuintal/hektare. "Kami berharap setelah diberikan bantuan demfarm dan pembinaan, produksi udang bisa naik 1 ton—15 ton/hektare," kata dia.
Menurut Tri, dalam program ini pemerintah memberikan bantuan berupa plastik mulsa, kincir, dan genset. Sementara sistem yang digunakan adalah bagi hasil antara petambak dan mitra tambak.
Posting Komentar